Mikroskop : Jenis, Komponen, dan Cara Kerja – Mikroskop adalah alat yang kompleks dengan berbagai komponen yang bekerja sama untuk menghasilkan gambar objek yang sangat kecil sehingga bisa dilihat lebih jelas. Berikut adalah penjelasan mendetail tentang berbagai Jenis dan komponen mikroskop, fungsi masing-masing komponen, dan bagaimana mereka berkontribusi pada kinerja mikroskop.
Jenis-jenis mikroskop
Mikroskop dapat diklasifikasikan berdasarkan prinsip kerja, sumber cahaya, dan aplikasinya. Berikut adalah beberapa jenis mikroskop beserta penjelasan dan aplikasinya:
1. Mikroskop Cahaya (Optik)
1.1. Mikroskop Cahaya Konvensional
- Penjelasan: Jenis mikroskop cahaya yang paling umum digunakan, menggunakan lensa optik dan cahaya visible untuk memperbesar objek.
- Aplikasi: Biologi, medis, pendidikan, dan penelitian dasar.
- Contoh: Mikroskop monokuler, mikroskop binokuler, mikroskop stereo.
1.2. Mikroskop Stereo (Mikroskop Binokuler)
- Penjelasan: Memiliki dua lensa objektif dan dua lensa okuler, memungkinkan pengamatan tiga dimensi dari objek.
- Aplikasi: Penelitian lapangan, elektronika, dan hobi seperti entomologi.
- Contoh: Mikroskop stereo 7x-45x.
1.3. Mikroskop Fluoresensi
- Penjelasan: Menggunakan cahaya fluoresensi untuk melihat objek yang telah diberi label dengan zat fluoresen.
- Aplikasi: Penelitian sel, biologi molekuler, dan imunofluoresensi.
- Contoh: Mikroskop fluoresensi untuk penelitian sel.
1.4. Mikroskop Konfokal
- Penjelasan: Menggunakan laser dan detektor untuk mengambil gambar dengan resolusi tinggi dari lapisan tipis objek, memungkinkan pencitraan 3D.
- Aplikasi: Penelitian biologi sel, teknik pencitraan 3D.
- Contoh: Mikroskop konfokal laser scanning.
1.5. Mikroskop Cahaya Terpolarisasi
- Penjelasan: Menggunakan filter polarisasi untuk menganalisis objek berdasarkan sifat polarisasi cahaya.
- Aplikasi: Mineralogi, analisis bahan, dan studi kristalografi.
- Contoh: Mikroskop polarisasi untuk analisis mineral.
1.6. Mikroskop Interferensi
- Penjelasan: Menggunakan prinsip interferensi cahaya untuk mengukur perbedaan tinggi dan membedakan detail halus pada permukaan objek.
- Aplikasi: Penelitian material, studi permukaan, dan mikroskopi sel.
- Contoh: Mikroskop interferensi putih.
2. Mikroskop Elektron
2.1. Mikroskop Elektron Pemindai (Scanning Electron Microscope, SEM)
- Penjelasan: Menggunakan berkas elektron yang dipindai melalui permukaan preparat untuk menghasilkan gambar tiga dimensi dengan resolusi tinggi.
- Aplikasi: Penelitian permukaan material, biologi sel, dan teknik mikrostruktur.
- Contoh: SEM dengan detektor elektron sekunder.
2.2. Mikroskop Elektron Transmisi (Transmission Electron Microscope, TEM)
- Penjelasan: Menggunakan berkas elektron yang menembus preparat untuk menghasilkan gambar dengan resolusi sangat tinggi.
- Aplikasi: Struktur sel, kristalografi, dan studi material pada tingkat atom.
- Contoh: TEM dengan analisis EDX.
2.3. Mikroskop Elektron Hibrid (Scanning Transmission Electron Microscope, STEM)
- Penjelasan: Menggabungkan teknik SEM dan TEM untuk menghasilkan gambar dan spektrum dari permukaan dan struktur internal objek.
- Aplikasi: Analisis material lanjutan dan penelitian struktur nanomaterial.
- Contoh: STEM dengan detektor HAADF.
3. Mikroskop Lainnya
3.1. Mikroskop Atomic Force (Atomic Force Microscope, AFM)
- Penjelasan: Menggunakan probe untuk mengukur gaya interaksi antara probe dan permukaan objek pada tingkat atom.
- Aplikasi: Karakterisasi permukaan, nanoteknologi, dan material science.
- Contoh: AFM dengan mode pengukuran kontak atau tapping.
3.2. Mikroskop Scanning Near-Field Optical (SNOM)
- Penjelasan: Menggunakan probe optik yang sangat dekat dengan permukaan objek untuk menghasilkan gambar dengan resolusi optik lebih tinggi.
- Aplikasi: Studi struktur nanomaterial, bioimaging, dan pengembangan teknologi optik.
- Contoh: SNOM dengan probe optik tipis.
3.3. Mikroskop Koheren (Coherent Anti-Stokes Raman Scattering, CARS)
- Penjelasan: Menggunakan cahaya laser untuk menghasilkan gambar berdasarkan spektrum Raman, memungkinkan pencitraan dalam waktu nyata.
- Aplikasi: Penelitian kimia, studi molekuler, dan biologi sel.
- Contoh: Mikroskop CARS untuk pencitraan biomolekul.
3.4. Mikroskop Fase Kontras
- Penjelasan: Menggunakan perbedaan fase cahaya untuk memperjelas gambar dari objek yang transparan tanpa pewarnaan.
- Aplikasi: Penelitian sel, kultur sel, dan analisis struktur internal sel.
- Contoh: Mikroskop fase kontras untuk kultur sel.
3.5. Mikroskop Super-Resoluasi
- Penjelasan: Teknik mikroskopi canggih yang melampaui batas resolusi difraksi cahaya, seperti STED (Stimulated Emission Depletion) dan PALM (Photoactivated Localization Microscopy).
- Aplikasi: Penelitian biologi sel, studi struktur sub-seluler.
- Contoh: Mikroskop STED dan PALM.
Tabel Perbandingan Jenis Mikroskop
Jenis Mikroskop | Sumber Cahaya | Resolusi | Pembesaran | Aplikasi Utama |
Mikroskop Cahaya Konvensional | Cahaya visible | ~200 nm | Hingga 1000x | Biologi,medis, pendidikan |
Mikroskop Stereo | Cahaya visible | ~200 µm | 7x-45x | Entomologi, elektronika |
Mikroskop Fluoresensi | Cahaya UV/Vis | ~200 nm | Hingga 1000x | Penelitian sel, imunofluoresensi |
Mikroskop Konfokal | Cahaya laser | ~200 nm | Hingga 1000x | Pencitraan 3D, biologi sel |
Mikroskop Cahaya Terpolarisasi | Cahaya visible | ~200 nm | Hingga 1000x | Mineralogi, kristalografi |
Mikroskop Interferensi | Cahaya visible | ~100 nm | Hingga 1000x | Analisis permukaan, mikroskopi sel |
Mikroskop Elektron Pemindai (SEM) | Elektron | ~1-10 nm | Hingga 1.000.000x | Penelitian permukaan material |
Mikroskop Elektron Transmisi (TEM) | Elektron | ~0.1 nm | Hingga 1.000.000x | Struktur sel, kristalografi |
Mikroskop Elektron Hibrid (STEM) | Elektron | ~0.1 nm | Hingga 1.000.000x | Struktur internal material |
Mikroskop Atomic Force (AFM) | Tidak Memerlukan Cahaya | ~1 nm | Hingga 10.000.000x | Karakterisasi permukaan, nanoteknologi |
Mikroskop SNOM | Cahaya visible | ~10 nm | Hingga 1000x | Nanoteknologi, bioimaging |
Mikroskop CARS | Cahaya laser | ~200 nm | Hingga 1000x | Penelitian kimia, studi molekuler |
Mikroskop Fase Kontras | Cahaya visible | ~200 nm | Hingga 1000x | Kultur sel, analisis struktur sel |
Mikroskop Super-Resoluasi | Cahaya laser | <100 nm | Hingga 1000x | Biologi sel, studi struktur |
Bagian Komponen Mikroskop Cahaya (Optik) dan Fungsinya
Berikut beberapa bagian komponen Mikroskop berdasarkan prinsip kerja dan fungsinya.

1. Lensa Okuler (Eyepiece)
– Fungsi: Lensa ini adalah lensa yang dekat dengan mata pengamat. Okuler memperbesar gambar yang dihasilkan oleh lensa objektif. Biasanya memiliki pembesaran 10x atau 15x.
2. Revolver Lensa (Revolving Nosepiece)
– Fungsi: Tempat untuk mengganti lensa objektif. Pengguna dapat memutar revolver untuk memilih lensa objektif dengan pembesaran yang diinginkan.
3. Lensa Objektif (Objective Lens)
– Fungsi: Lensa ini adalah lensa yang dekat dengan objek yang sedang diamati. Lensa objektif menghasilkan gambar pertama dari objek. Mikroskop biasanya dilengkapi dengan beberapa lensa objektif dengan pembesaran berbeda, misalnya 4x, 10x, 40x, dan 100x.
4. Meja Mikroskop (Stage)
– Fungsi: Tempat meletakkan slide atau preparat objek yang akan diamati. Meja ini dilengkapi dengan pengatur posisi untuk menggeser slide ke arah horizontal dan vertikal.
5. Lampu atau Sumber Cahaya (Illuminator)
– Fungsi: Menyediakan cahaya yang diperlukan untuk menerangi preparat. Cahaya ini diteruskan melalui preparat dan lensa objektif ke arah lensa okuler.
6. Kondensor (Condenser)
– Fungsi: Mengumpulkan dan memfokuskan cahaya dari lampu ke preparat. Biasanya terletak di bawah meja mikroskop.
7. Diafragma (Diaphragm)
– Fungsi: Mengatur intensitas cahaya yang masuk ke preparat. Diafragma dapat diatur untuk mengubah jumlah cahaya yang diteruskan ke objek.
8. Pengatur Fokus (Focus Knobs)
– Fungsi: Mengatur jarak antara lensa objektif dan preparat untuk mendapatkan gambar yang tajam. Ada dua jenis pengatur fokus: “fine focus” untuk penyesuaian halus dan “coarse focus” untuk penyesuaian kasar.
Komponen Mikroskop Elektron dan Fungsinya
1. Sumber Elektron (Electron Source)
– Fungsi: Menghasilkan aliran elektron. Biasanya menggunakan sumber elektron seperti filament tungsten atau gun electron gun.
2. Lensa Elektromagnetik (Electromagnetic Lenses)
– Fungsi: Mengarahkan dan memfokuskan berkas elektron ke objek. Lensa ini terbuat dari medan magnet, bukan lensa kaca.
3. Kamera Detektor (Detector)
– Fungsi: Mendeteksi berkas elektron yang telah berinteraksi dengan objek dan menghasilkan gambar. Detektor bisa berupa detektor CCD atau sistem lainnya.
4. Tempat Preparat (Sample Chamber)
– Fungsi: Tempat di mana preparat ditempatkan dalam kondisi vakum. Preparat harus sangat tipis karena elektron harus dapat melewati objek.
Tabel Perbandingan Komponen Mikroskop
Komponen Mikroskop | Jenis Mikroskop | Fungsi Utama | Keterangan |
Lensa Okuler | Cahaya, Elektron | Memperbesar gambar dari lensa objektif | Pembesaran 10x, 15x, atau 20x |
Lensa Objektif | Cahaya, Elektron | Membentuk gambar dari objek | Pembesaran 4x, 10x, 40x, 100x |
Revolver Lensa | Cahaya, Elektron | Mengganti lensa objektif | Memilih lensa dengan pembesaran yang berbeda |
Meja Mikroskop | Cahaya | Tempat meletakkan preparat | Dapat digerakkan untuk memposisikan preparat |
Kondensor | Cahaya | Mengumpulkan dan memfokuskan cahaya | Memiliki diafragma untuk mengatur cahaya |
Diafragma | Cahaya | Mengatur intensitas cahaya | Diafragma iris, sekat, atau model lainnya |
Sumber Cahaya | Cahaya | Menyediakan cahaya untuk preparat | Lampu LED, halogen, atau sumber cahaya alami |
Pengatur Fokus | Cahaya, Elektron | Menyesuaikan jarak antara lensa dan preparat | Knob coarse dan fine fokus |
Arm | Cahaya, Elektron | Menghubungkan bagian atas dan bawah mikroskop | Mempermudah pemindahan mikroskop |
Base | Cahaya, Elektron | Menopang struktur mikroskop | Menyediakan dukungan stabil untuk mikroskop |
Sumber Elektron | Elektron | Menghasilkan aliran elektron | Filamen tungsten atau gun electron gun |
Lensa Elektromagnetik | Elektron | Memfokuskan berkas elektron | Kondensor, lensa objektif, lensa proyektor |
Detektor | Elektron | Mendeteksi elektron untuk membentuk gambar | Detektor CCD, detektor elektron sekunder |
Tempat Preparat | Elektron | Tempat preparat dalam kondisi vakum | Dapat disesuaikan untuk berbagai preparat |
Sistem Vakum | Elektron | Menjaga ruang dalam tabung mikroskop dalam kondisi vakum | Pompa vakum dan sistem pemeliharaan tekanan rendah |
Probe (AFM) | AFM | Mengukur gaya interaksi dengan permukaan | Bagian dari AFM yang bergerak untuk mengukur permukaan |
Detektor (AFM) | AFM | Mendeteksi defleksi cantilever | Laser dan detektor untuk menghasilkan gambar |
Probe (SNOM) | SNOM | Mengukur cahaya dekat permukaan objek | Probe optik yang sangat dekat dengan objek |
Detektor (SNOM) | SNOM | Mendeteksi cahaya dari objek | Mendeteksi cahaya untuk gambar optik |
Sumber Laser (CARS) | CARS | Menghasilkan cahaya laser untuk teknik CARS | Laser untuk menghasilkan gambar berbasis Raman |
Filter Fase | Fase Kontras | Mengubah fase cahaya menjadi kontras | Digunakan dalam teknik fase kontras |
Lensa Super-Resoluasi | Super-Resoluasi | Menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi | Lensa khusus untuk teknik STED atau PALM |
cara kerja mikroskop
Secara umum prinsip kerja dari Mikroskop ini bekerja dengan lima langkah dasar: penerangan objek, pengaturan cahaya, transmisi cahaya melalui objek, pembesaran gambar, dan pengamatan gambar. Setiap komponen mikroskop memiliki peran spesifik dalam proses ini untuk memungkinkan pengamatan objek yang sangat kecil.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang cara kerja mikroskop, dari penerangan hingga pengamatan objek.

1. Penerangan Objek
Langkah 1: Sumber Cahaya
Mikroskop dilengkapi dengan sumber cahaya (biasanya lampu LED atau halogen) yang menerangi preparat yang diletakkan di meja mikroskop. Fungsinya untuk menyediakan cahaya yang diperlukan untuk penerangan objek.
2. Pengaturan Cahaya
Langkah 2: Kondensor
Cahaya dari sumber cahaya diarahkan oleh kondensor ke preparat. Fungsinya untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya ke preparat.
3. Transmisi Cahaya Melalui Objek
Langkah 3: Preparat/Slide
Cahaya melewati preparat yang berisi objek yang diamati. Berfungsi untuk mengalirkan cahaya melalui objek untuk menghasilkan gambar.
Pembesaran Gambar
Langkah 4: Lensa Objektif
Lensa objektif memperbesar gambar dari objek yang diteruskan oleh cahaya. Hal ini berfungsi untuk Menghasilkan gambar yang diperbesar dari objek.
Pengamatan Gambar
Langkah 5: Lensa Okuler
Gambar yang diperbesar dari lensa objektif diteruskan ke lensa okuler. Fungsinya untuk memperbesar gambar lebih lanjut dan menyampaikannya ke mata pengamat.
Cara Kerja Mikroskop Cahaya
Berikut adalah penjelasan singkat tentang cara kerja mikroskop, dari penerangan hingga fokus gambar.
1. Penerangan:
Mikroskop dilengkapi dengan sumber cahaya (biasanya lampu LED atau halogen) yang menerangi preparat yang diletakkan di meja mikroskop. Fungsinya untuk menyediakan cahaya yang diperlukan untuk penerangan objek.
Cahaya dari sumber cahaya (lampu) meneruskan cahaya ke bawah melalui kondensor.
2. Pengaturan Cahaya: Cahaya melewati diafragma untuk mengatur intensitasnya sebelum menuju preparat.
3. Penembusan Cahaya: Cahaya melalui preparat yang diletakkan di meja mikroskop.
4. Pembentukan Gambar: Cahaya yang melewati preparat kemudian dikumpulkan oleh lensa objektif untuk membentuk gambar yang diperbesar dari objek.
5. Pengamatan Gambar: Gambar yang diperbesar tersebut kemudian diperbesar lagi oleh lensa okuler dan dilihat oleh mata pengamat.
6. Fokus Gambar: Pengguna menggunakan knob fokus untuk mengatur posisi lensa objektif agar gambar yang diperoleh tajam dan jelas.
Cara Kerja Mikroskop Elektron
1. Penerbangan Elektron: Elektron dihasilkan dari sumber elektron dan dipercepat melalui medan listrik dalam tabung mikroskop.
2. Fokus Berkas Elektron: Berkas elektron diarahkan dan difokuskan menggunakan lensa elektromagnetik menuju preparat.
3. Interaksi dengan Preparat: Elektron berinteraksi dengan preparat yang berada di ruang vakum. Interaksi ini menghasilkan berbagai sinyal, seperti elektron sekunder atau backscattered electrons.
4. Deteksi Sinyal: Detektor mendeteksi sinyal yang dihasilkan dari interaksi elektron dengan preparat. Sinyal ini diproses untuk membentuk gambar.
5. Pembentukan Gambar: Gambar yang dihasilkan menunjukkan detail objek pada tingkat resolusi yang jauh lebih tinggi dibandingkan mikroskop cahaya.
Tabel Perbandingan Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron
Fitur | Mikroskop Cahaya | Mikroskop Elektron |
Sumber | Cahaya | Elektron |
Resolusi | Sekitar 200 nm (nanometer) | Hingga 0.1 nm atau lebih baik |
Preparat | Tidak perlu vakum | Memerlukan kondisi vakum |
Pembesaran | Hingga 1000x atau 2000x | Hingga 1.000.000x atau lebih |
Gambar | Gambar langsung (2D) | Gambar detektor (2D atau 3D) |
Aplikasi | Biologi, medis, pendidikan | Penelitian material, biologi sel, dll. |
Kesimpulan
Mikroskop cahaya menggunakan cahaya untuk memperbesar objek dan sering digunakan dalam pendidikan dan laboratorium dasar. Sebaliknya, mikroskop elektron menggunakan aliran elektron untuk mencapai pembesaran dan resolusi yang jauh lebih tinggi, serta sering digunakan dalam penelitian ilmiah canggih. Setiap jenis mikroskop memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada aplikasi yang diinginkan.
Mikroskop bekerja dengan lima langkah dasar: penerangan objek, pengaturan cahaya, transmisi cahaya melalui objek, pembesaran gambar, dan pengamatan gambar. Setiap komponen mikroskop memiliki peran spesifik dalam proses ini untuk memungkinkan pengamatan objek yang sangat kecil.
Dengan kemajuan teknologi, berbagai jenis mikroskop telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dalam penelitian dan aplikasi praktis. Memahami berbagai jenis mikroskop, komponen utamanya, serta cara kerjanya adalah kunci untuk memilih mikroskop yang tepat dan mengoptimalkan penggunaannya dalam penelitian atau aplikasi industri.