Mode wireless di dalam mikrotik berfungsi sebagai media atau interface yang bisa digunakan untuk menghubungkan perangkat network yang satu dengan yang lainnya. Wireless adalah media nirkabel yang digunakan untuk mentransmisi data dengan menggunakan frekuensi sebagai media rambatnya.
Ada berbagai macam mode wireless di dalam mikrotik yang bisa kita gunakan sesuai fungsinya masing-masing. Misalnya digunakan sebagai Access Point ( Pemancar ), atau sebagai Station (Penerima). Namun tidak semua mode wireless support dengan L2 bridging, terutama mode wireless sebagai station (penerima). Oleh karena itu, kita harus memilih mode wireless sesuai kebutuhan.
Mode wireless pada mikrotik
Berikut ini berbagai macam mode wireless di dalam mikrotik yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Mode Alignment Only
Digunakan untuk melakukan pointing dengan bantuan indikator beeper /buzzer pada RouterBoard. Contoh kita bisa menambahkan script dimana ketika mendapatkan sinyal bagus maka beeper akan berbunyi.
Mode AP-Bridge
Digunakan sebagai pemancar atau Access point yang berfungsi untuk menghubungkan banyak client atau disebut dengan PTMP (Point To Multi Point). Mode ini dapat digunakan untuk network yang bersifat Routing ataupun Bridging, akan tetapi perangkat Routerboard yang digunakan pada mode ini minimal memiliki lisensi level 4.
Mode Bridge
Sama seperti Mode AP-Bridge yaitu sebagai Access point atau pemancar, namun hanya dapat menghubungkan satu client atau disebut juga dengan PTP (Point To Point). Perangkat Routerboard yang digunakan pada mode ini minimal memiliki lisensi level 3.
Mode Nstreme dual slave
Sistem kerja pada interface wireless sebenarnya adalah half duplex, namun dengan dengan menggunakan mode ini kita bisa mengaktifkan topologi Nstreme-dual atau full duplex. Untuk menggunakan mode ini kita membutuhkan 2 wireless card dan 2 antenna pada masing-masing wireless router mikrotik.
Mode Station
Digunakan sebagai wireless client/ penerima pada topologi PTP (Point To Point) ataupun PTMP (Point To Multi Point), namun pada mode ini hanya dapat digunakan untuk membentuk network yang sifatnya routing. Jadi, mode Station merupakan salah satu mode yang sering digunakan jika pada sisi wireless client/station tidak dibutuhkan bridging.
Mode Station-Bridge
Berfungsi sebagai penerima /client dan support untuk bridge network tanpa harus menggunakan protocol WDS. Pada mode ini hanya dapat digunakan jika AP atau perangkatnya sesama Mikrotik.
Mode Station-Psudobridge
Mode ini merupakan pengembangan dari Mode Station standar, yaitu dapat menjadikan wireless sebagai penerima/client. Perbedaannya pada mode ini support untuk Bridge Network. Namun, pada mode ini untuk bridging L2 tidak bisa dilakukan secara penuh, sehingga tidak dapat membaca mac address perangkat yang berada di sisi Access Point.
Mode Station-Pesudobridge-Clone
Pada mode ini hampir sama dengan Mode Station-Pseudobridge, perbedaannya adalah pada mode Mode Station-Pesudobridge-Clone dapat melakukan cloning mac-address. Adapun mac-address yang terbaca pada Mode Station-Pesudobridge-Clone adalah perangkat yang terhubung ke station (end user).
Mode Station-WDS
Digunakan sebagai penerima/client dari sebuah Access Point yang mengaktifkan wireless WDS protocol. Jika mengaktifkan mode ini, maka akan mengalami penurunan throughput wireless hingga 50%. Selain itu, fungsi WDS antara mikrotik satu dengan yang lainnya belum tentu compatible.
Mode WDS-Slave
Mode ini dapat berfungsi sebagai Access Point sekaligus sebagai Station, atau biasa disebut dengan repeater. Pada Mode ini perangkat yang diterapkan hanya menggunakan 1 card wireless.
Begitulah berbagai macam Mode wireless di dalam mikrotik berdasarkan fungsinya masing-masing. Dengan mengetahui perbedaan antara Mode wireless tersebut, dapat mempermudah kita dalam memilih mode wireless mana yang sesuai kebutuhan.